Nuansa Batik Kayu

Review Study Orientasi Bisnis
Jur. administrasi Bisnis '08
UPN V yk
di dusun krebet


Kerajinan Batik adalah kerajinan asli Indonesia dengan berbagai motif dengan nilai seni yang sangat tinggi, kerajinan batik sendiri sudah ada sejak lama, dan medianya menggunakan kain. Seiring berkembangnya zaman, media yang digunakan untuk membatikpun bervariasi tidak hanya menggunakan kain saja. Seperti kerajinan batik yang dibuat oleh para pengrajin di Dusun Krebet, Desa Sendang Sari, Kecamatan Pajangan, Bantul. Mereka telah mengembangkan kerajinan batik tidak lagi menggunakan media kain melainkan menggunakan media kayu.

Dusun Krebet yang terletak cukup jauh dari kota dengan jalan yang tidak terlalu besar dan menanjak, karena daerah ini terletak didaerah pegunungan. Perjalanan dari kota Yogyakarta memakan waktu -/+ 30 menit dengan jarak tempuh sekitar 15 km. Untuk masuk ke daerah ini tidak sulit karena jalnya sudah diaspal dengan baik. Pelopor pengrajin Batik Kayu di Dusun Krebet adalaha Sanggar Peni yang didirikan oleh bapak Kemiskidi pada tahun 1988 yang dibantu oleh teman-teman dan juga kerabatnya.
Membatik diatas kayu sudah menjadi kepiawaian masyarakat di Dusun krebet, batik kayu yang mereka hasilkan juga sangat beragam, mulai dari topeng, miniature binatang, miniature furniture dan pernak-pernik hiasan lainya dengan dihiasi berbagai motif yang sangat cantik dan menarik. Proses pembuatanya juga hampir sama dengan membatik diatas kain, hanya saja medianya diganti menjadi kayu.
Jenis kayu yang digunakan juga sangat beragam dengan hasil yang berbeda juga. Biasanya kayu yang sering digunakan sebagai bahan dasar adalah kayu lunak seperti sengon, pule dan mahoni, karena hasil yang didapatkan lebih bagus dan warnanya lebih indah daripada memakai bahan dasar kayu yang keras seperti kayu jati. Kayu yang mereka gunakan juga hasil dari hutan atau kebun dari daerah mereka sendiri, sehingga biaya produksi yang mereka keluarkan juga bisa mereka pangkas untuk keperluan lainya.
Cara pembuatan Batik Kayu juga masih menggunakan metode tradisional dengan alat-alat tradisional juga, sehingga hasil yang didapatkan sangat naturalis dan sangat khas. Alat modern yang mereka gunakan hanya alat pemotong kayu dan alat penghalus kayu.
Batik kayu sudah menjadi icon tersendiri dusun krebet, disini banyak berdiri sanggar atau galeri batik dengan berbagai karakteristik dan cirri khas yang berbeda satu sama lain. Contohnya seperti Sanggar Peni milik bapak Kemiskidi dan Sanggar Punokawan milik bapak Anton wahono. Hasil batik yang mereka hasilkan akan sangat berbeda, baik motif maupun bentuk-bentuknya.
Batik kayu juga sudah menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat di Dusun Krebet, sebagian besar dari mereka hidup menggantungkan diri dari kerajinan Batik Kayu. Menurut bapak Kemiskidi pemilik sanggar Peni, omzet Batik Kayu perbulan mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah, hal ini jelas sangat membantu perekonomian masyarakat setempat, karena sebagian besar pekerja dan pengrajin berasal dari dusun itu sendiri. Sebagian dari mereka mulai belajar membatik sejak kecil, sehingga kebanyakan dari masyarakat setempat memilih untuk membatik daripada melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, karena hasilnya juga sangat bisa membantu perekonomian.
Batik Kayu dusun Krebet wilayah pemasaranya juga tidak hanya dalam negri saja seperti Bali, Bandung, Jakarta dan kota-kota lainya, namun pemasaranya juga sampai ke luar negri seperti Asia, Eropa, bahkan Arab Saudi. Dengan begitu tidak menjadi kendala untuk memasarkan hasil batik mereka karena sudah bisa diterima oleh masyarakat global dan mereka juga sudah mempunyai pelanggan tetap para kolektor benda-benda seni.
Kayu yang biasanya hanya dibuat kayu bakar ataupun peralatan rumah tangga setelah di bentuk dan dibatik seperti yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Krebet, ternyata menghasilkan nilai seni yang begitu tinggi dan bisa menjadi penopang perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, seni Batik kayu juga merupakan hasil seni budaya bangsa yang harus kita jaga kelestarianya karena merupakan harta kekayaaan milik bangsa.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment